Puisi YATTI SADELI.
Dimuat di Harian Suara Karya 14 Juni 2014
SEKUNCUP SENYUM.
Sekuncup senyum telah aku lemparkan.
Tapi, apa yang terjadi ...... seperti dalam kemenangan,
membadai emosi yang aku ciptakan.
Lenyap senyum dari bibirku pada saat berdiri di tubir bahaya.
Cintaku menjadi cahaya yang padam oleh waktu.
Melintas wajahmu di mataku dalam diam, lalu ....
menghilang raib tersapu kabut.
Oh, langit .... perkenankan aku, oh bumi izinkan aku,
tuk menggapai ritmis irama cinta yang tak lagi ada.
Dulu .....
Aku sanggup menyangga cakrawala dan menempatkanmu di atasnya,
melewati beribu tangis dan berjuta tawa bersama.
Ketika engkau meninggalkan aku dan meneruskan jalanmu,
aku meratapimu dan menempatkan rupamu dalam hatiku.
Dua puluh delapan tahun ..... alangkah singkatnya waktu.
Kau datang kembali seperti hantu
yang membuat hati ini menjerit kembali.
Adalah bijak ......
Mematahkan hati sendiri tuk seorang yang menjauhkan hatinya.
Aku pun hanya dapat menghapus air mataku,
karena kenangan itu terurai kembali
dan aku membalut sendiri lukaku.
Bandung, akhir Nov 013
Sabtu, 09 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar