Sabtu, 09 November 2013

Puisi - YATTI SADELI -

Dimuat di Harian Suara Karya Tgl 14 Juni 2014. FATAMORGANA


Di setiap heningku aku menunggu ......
Katakan kau rindu aku,
Katakan kau cinta aku ......
aku di semesta ini untukmu.

Lewat seribu kunang-kunang yang berkedip di malam gelap,
kutitipkan nafasku,
Sesak dadaku meratap
Tak kau rasakah?
Aku yang hampir sekarat menahan rasa yang terbelah.

Kini kau pergi kasih,
Menyisakan luka dalam dada.
Inikah keabadian cinta yang kau tawarkan dulu,
Inikah keindahan yang kau janjikan dulu ....

Di batas kehampaan, tak mungkin aku mengejar bayangmu
Hanya .....
Namamu telah kuukir di atas langit,
Dan kutanam di dalam bumi.

Telah kau kunci rapat pintu hatimu,
Hingga aku tak bisa melihat walau setitik debu.
Aku lelah berlari,
Aku tersesat di rimba raya.
Kau masih di sana, bukan?.
Aku ingin mampir ke pelukanmu tuk mengisi semangat lagi.

Sayangku .....
Aku dikejar suara.
Mengapa hidup tak mengizinkan kita berhenti sesaat tuk bersama?
Kau kah itu?,
Atau hanya fatamorganaku saja .....

Sayangku .....
Kekasih dambaan hatiku,
Lelaki penguasa hatiku,
Kau di rimba juga kan?


Akhir Nov 2013

Puisi YATTI SADELI.

Dimuat di Harian Suara Karya tgl 14 Juni 2014

BAYANG KELABU.

Kan kuhapus air mata lara di pelupuk mata ini
Kan kuubah derap tangisku dengan derap bahagia
Karena kupercaya kau ada dan setia,
karena kupercaya cintamu sekuat guntur yang membahana,
sekuat api yang membara.

Walau kini kau jauh dari jangkauku,
karena kau bersama cinta yang lain
Tapi bukan saatnya ku melepasmu,
merelakan pergi di saat cinta ini hadir mengisi hati

Dalam kelamnya malam langkahku terhenti
Sukmaku mencari wujudmu dalam rasa,
mencari suaramu dalam makna yang tak bisa dipahami
Akhirnya ..... ketika langit masih menyapa meski sejenak,
aku mengukur jejak mengejar bayangmu,
cemasku membias karena ketiadaanmu

Aku ingin cerita pada bayangmu,
tentang rinduku padamu,
tentang panjang setiaku padamu,
tentang putihnya hati yang terluka,
juga tentang nestapa yang kurasa tanpamu

Tapi apa yang kutemui pada pengembaraan yang panjang?
Tak lain hanya penat dan dahaga yang menyiksa,
karena yang ada di sana ..... hanya PADANG BAYANG KELABU


Akhir Nov 013
Puisi YATTI SADELI.


Dimuat di Harian Suara Karya 14 Juni 2014

SEKUNCUP SENYUM.

Sekuncup senyum telah aku lemparkan.
Tapi, apa yang terjadi ...... seperti dalam kemenangan,
membadai emosi yang aku ciptakan.
Lenyap senyum dari bibirku pada saat berdiri di tubir bahaya.


Cintaku menjadi cahaya yang padam oleh waktu.
Melintas wajahmu di mataku dalam diam, lalu ....
menghilang raib tersapu kabut.
Oh, langit .... perkenankan aku, oh bumi izinkan aku,
tuk menggapai ritmis irama cinta yang tak lagi ada.

Dulu .....
Aku sanggup menyangga cakrawala dan menempatkanmu di atasnya,
melewati beribu tangis dan berjuta tawa bersama.
Ketika engkau meninggalkan aku dan meneruskan jalanmu,
aku meratapimu dan menempatkan rupamu dalam hatiku.


Dua puluh delapan tahun ..... alangkah singkatnya waktu.
Kau datang kembali seperti hantu
yang membuat hati ini menjerit kembali.
Adalah bijak ......
Mematahkan hati sendiri tuk seorang yang menjauhkan hatinya.
Aku pun hanya dapat menghapus air mataku,
karena kenangan itu terurai kembali
dan aku membalut sendiri lukaku.




Bandung, akhir Nov 013